Senin, 15 Mei 2023

GEN-Z DALAM BAYANG-BAYANG LOST GENERATION

 

Anak era sekarang yang popular disebut Gen-Z, merupakan modal Indonesia di masa datang. Generasi untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Sudah barang tentu, mereka diharapkan menjadi motor utama. Sebagai motor dibutuhkan kemampuan handal. Tangguh, mumpuni di segala bidang. Tahan banting terhadapap gangguan dan mampu menghancurkan setiap gangguan. Tentu saja harus  mampu mengatasi berbagai virus yang mengancam. Baik dari dalam maupun luar, di dunia nyata maupun maya.

Namun demikian, beberapa tahun belangan, bertolok ukur hasil berbagai survey terhadapa berbagai hal di tanah air, angka-angka menunjukkan kurang menggembirakan. Berdasar tes PISA 2018, peringkat Indonesia anjlok.  Indonesi sendiri sudah empat kali mengikuti surveI PISA. Perkembangan hasilnya sebagai berikut. Tahun 2009 menempatkan Indonesia di urutan ke-57 dari 65 negara. Tahun 2012 peringkat Ke-64 dari 65 Negara, tahun 2015 peringkat Ke-64 dari 72 Negara. Dan survei PISA 2018, Indonesia berada pada peringkat ke-74 dari 79 negara. ( https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/mengkaji-kembali-hasil-pisa-sebagai-pendekatan-inovasi-pembelajaran--untuk-peningkatan-kompetensi-li )

Perolehan skor di setiap kategori juga masih belum memuaskan.  Kategori Sains, Indonesia memperoleh skor 396, di bawah rata-rata skor OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)  yaitu sebesar 489. OECD lah penyelenggara PISA. Perolehan skor tersebut menempatkan Indonesia di peringkat Sembilan. Peringkat satu diduduki China dengan rata-rata skor 590.

Pada kategori kemampuan Membaca, Indonesia berada pada peringkat 74 dengan skor rata-rata 371. Capaian ini berada di bawah rata-rata OECD yaitu 489. Peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor rata-rata 555. Sementara Finlandia berada di peringkat tujuh dengan skor rata-rata 520. Sedangkan pada kategori Matematika, Indonesia berada di peringkat tujuh dari bawah dari 73 negara peserta dengan skor rata-rata 379. Peringkat satu diduduki China dengan skor rata-rata 591.

Belum lagi kalau melihat survey berkaitan tingkat intelgensi (IQ). Dilansir dari media mainstream CNBC Indonsia ( https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221216150750-33-397584/10-negara-dengan-skor-iq-tertinggi-ada-indonesia ) Posisi skor IQ Indonesia bisa diketahui dalam situs World Population Review. Menurut laporan itu, Indonesia ada di posisi 130 dengan Skor IQ 78,49. Posisi Indonesia di bawah Kuwait yang meraih skor 78,64 dan di atas Ekuador dengan rata-rata nilai IQ 78,26.

            Data-data tersebut berkaitan dengan daya saing SDM. Bagaimana dengan hasil survey lainnya? Memang ada beberapa yang baik. Semisal sebagai Negara yang indah, ramah ataupun negara yang SDA-nya kaya. Tetapi di sisi lain, angka-angka berkaitan dengan demokrasi, tingkat korupsi juga nasitasi, bahkan Negara dengan tingkat kemalasan manusia, angka-angkanya membuat kita mengernyitkan kening. Juga perlu berdoa.

            Akankah kita akan terus berbangga diri dengan keunggulan SDA, serta demografinya. Jika tidak berbenah, keunggulan itu hanya ada di atas kertas dan mimpi. Bangsa kita hanya menjadi obyek. Kekayaan dikeruk bangsa lain, yang hasil ekonominya kita yang beli, Kolonial lama sudah berlalu, kini muncul kolomialisasi era baru. Kebesaran bangsa di masa lalu mungkin tinggal cerita yang dibanggakan. Generasi emas yang diharapkan bisa jadi menjadi generasi emas palsu. Kebijakan yang meninabobokan hanya akan membuat yang dipangku mati. Seperti pepatah Jawa. Jangan menjadikan corona, covid-19 sebagai kambing hitam lemahnya generasi Z. Jika kita terlalu resah dengan learning loss dengan bertele-tele diskusi. Kini saatnya bangkit, agar tidak terjadi seperti yang menimpa para dinosaurus. Mereka musnah bersamaan dengan punahnya dunia kehidupan alami mereka, Loss world. So, jangan ada loss generation buat Gen-Z.

 

(Abdul Hakim, 15052023)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar