Sabtu, 30 Mei 2009

GIMANA KALAU TIDAK LULUS?

Hari-hari unas bagi anak SMA telah berlalu. Senin hingga Kamis, 30 April saat-saat mendebarkan bagi anak SMP berjuang meniti jembatan laksana melalui shirothol mustaqim. Sekali tergelincir, celakalah yang diterima.

Semoga anak-anak masih ingat petuah guru agama. Kalau ingin selamat melalui shirothol mustaqim harus mempunyai bekal cukup. Kalau tidak, siaplah dengan segala resiko. Anak-anak yang duduk di bangku akhir SMP dan SMA adalah anak-anak remaja yang sudah mulai bisa berfikir dewasa. Sudah tahu resiko yang diterima jika melakukan hal-hal yang dijalaninya.

Kelulusan bukan ditentukan persiapan dalam waktu satu-dua hari, satu minggu, satu bulan bahkan hanya dalam satu semester. Mereka yang biasanya nyantai dari kelas VII atau kelas X hingga menjelang unas, dan ngebut pilih program instant menjelang unas akan menyadari. Betapa sulitnya memahami suatu materi jika dasar konsepnya belum dikuasai. Yang timbul, menjelang dan selama unas adalah rasa was-was, tidak lulus. Sudah siapkah kalian jika tidak lulus?

Dijamin, 99,99% anak-anak tidak siap. Kalau kalian punya pacar idaman: cantik/ganteng, smart, romantis dan suatu saat diputus gara-gara kalian sendiri tidak setia dengan si dia-nya atau hanya gara-gara salah paham, siapkah kalian diputus cinta? Lagi-lagi jawabnya tidak siap. Dan lantunan lagu Meggy Z pun pantas diputar. Lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati. Putus pacar tidak perlu ditangisi. Masih banyak mencari pengganti. Lha kalau diputus unas, gimana? Unas itu kan bisa dianggap pacar terakhir. Kalau sampai diputus gimana? Nah ini yang patut direnungkan. Tapi yaa tidak usah dipikir-pikir amat. Si Amat saja ndak ikut mikir. Mending kalau musibah itu menimpa kalian, modalnya tabah dan tawakkal.

Tapi semua sudah terjadi, meski baru pelaksanaa unas. Hasilnya masih nunggu bulan Juni. Untuk itu tidak ada jeleknya menjelang pengumuman nanti anak-anak kelas IX dan XII menyiapkan hati dan mental. Tapi ingat masih banyak aktifitas yang harus dijalani sebagai persyaratan kelulusan. Ujian Praktek dan Ujian Akhir sekolah. Jangan sepelakan itu. Termasuk jaga kesehatan dan keselamatan diri karena itupun bisa berpengaruh terhadap nasibmu.

Anak-anak juga bisa belajar dari pemilu legislatif lalu. Jangan tiru mereka yang gagal jadi caleg. Stress atau bahkan ada yang meregang nyawa. Jangan tirukan itu. Anak-anak Indonesia adalah anak-anak yang kuat. Tidak takut menghadapi segala resiko. Bolehlah menangis, tapi jangan meratap terus. Boleh menyesal, asal jangan terus tidur di atas bantal.

Ketidaklulusan bisa jadi karena selama tiga tahun ini lengah. Terbuai kebebasan yang diberikan orang tua, dan tidak menurut nasehat guru. Mungkin saja keliru ketika mengisi LJK karena malamnya asyik terbuai TV dan HP. Atau terbawa latah pileg, tidak mengarsir bulatan tapi hanya mencontreng. Di saat unas siapapun bisa salah. Unas, kadang layaknya uji keberuntungan. Yang langganan juara Olimpiade bisa tidak lulus. Yang terbiasa bolos, bisa lulus dengan nilai joss.

Kalaupun ada diantara siswa tidak lulus, itu bukan akhir segalanya. Jika biasanya siswa berkomentar Jadul terhadap contoh teladan masa lalu bagi siswa tidak lulus. Kini contoh siswa tidak lulus biasa mengulang di sekolah yang sama bisa dijadikan pertimbangan. Kalau gengsi dengan adik kelas boleh lah pindah ke sekolah lain.

Thomas Alfa Eddison bukan anak pandai di kelas dan tidak selesai sekolah. Tapi menjelma menjadi penemu hebat. Jangan tiru Thomas yang tidak sekolah, tirulah semangatnya. Kalian yang tidak lulus harus tetap sekolah. Bisa ikut ujian kejar paket atau menunggu ujian tahun depan. Hanya kalian, orang tua dan guru kalian yang bisa menentukan. Jangan malu dengan kegagalan. Jadikan kegagalan awal keberhasilan. Sesungguhnya, Alloh tidak akan merubah nasib seseorang, jika orang itu tidak mau berusaha. Sak bejo-bejone sing lali, isik bejo wong kang eling lan waspodo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar