Sabtu, 28 November 2015

Kelas Talenta



            Saat PPDB, banyak sekolah menawarka program dan membuat berbagai strategi untuk merekrut siswa baru. Tujuannya untuk menjaring siswa potensial melalui jalur PMDK, tes atau hanya mengandalkan nilai ujian nasional. Dari berbagai model tersebut rata-rata mengutamakan angka-angka. Penghargaan prestasi utamanya prestasi di luar mata pelajaran UN yang dipakai sebagai nilai tambah sering terkalahkan oleh nilai tes ataupun UN. Akibatnya anak-anak bertalenta tersisih dari persaingan.
            Seyogyanya sekolah-sekolah membuat kebijakan untuk menampung siswa berprestasi. Kalau untuk anak berprestasi di bidang akademik sekolah membuka kelas unggulan, untuk non akademik dibuka kelas khusus, yaitu kelas talenta. Kelas talenta diisi anak-anak yang berprestasi di bidang olah raga, seni budaya, sastra serta siswa mempunyai ketrampilan khusus diberi jalur istimewa. Syaratnya masuknya lebih ringan dibanding siswa lain. Dengan membuka kelas talenta, sekolah juga memperoleh keuntungan. Tidak perlu terlalu bersusah payah bila ada kompetisi terkait talenta anak-anak ini. Sekolah tinggal membina lebih intensif untuk mengasah kemampuan anak agar berprestasi lebih cemerlang.

Kamis, 26 November 2015

Ulangan Lisan Bagi Siswa



           Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ataupun K13, evaluasi hasil belajar sudah diarahkan dalam bentuk uraian. Namun karena ujian nasional menggunakan pilihan ganda, sekolah-sekolah pun banyak mengikutinya. Apalagi dengan adanya scanner beserta software untuk menolah nilai beserta analisisnya, peran guru mulai tergantikan.     Meski sebenarnya model pilihan ganda bisa berdampak negatif kepada siswa. Anak kurang semangat belajar, ngawur memilih dan mudah melakukan kecurangan.
            Oleh karena itu model evaluasi di sekolah seyogyanya meminimalkan soal pilihan ganda. Para guru disarankan menggunaka tes uraian atau lisan. Dengan kedua model ini menuntut anak belajar lebih giat, melatih anak menulis, mengurangi kecurangan, serta  melatih mental anak. Guru juga bisa lebih dekat dan mengenal karakter anak. Pertanyaan yang diberikan juga fleksibel, sesuai dengan kemampuan anak yang sudah dikenal guru. Bahkan dengan evaluasi secara lisan, guru bisa langsung menganalisa tanpa menunda waktu.

Rabu, 25 November 2015

Rotasi Mengajar di Sekolah



Hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) 2015 memang belum dilansir. Tetapi dari kabar-kabur peserta UKG, nilai yang diperoleh jauh dari memuaskan. Kabar ini setidaknya menjadi pelajaran berharga bagi guru dan sekolah. Dua unsur yang diujikan (Pedagogik dan profesional) sebenarnya sudah menjadi menu sehari-hari para guru. Kalau toh nilai UKG rendah, pasti ada sesuatu yang harus diperbaiki. Baik pribadi guru atau sistem manajemen pendidikan di sekolah.
Khusus sistem manajemen pendidikan di sekolah, masih banyak sekolah yang menganut faham senioritas. Guru senior mengajar kelas 3 SMP/SMA, sedang guru yunior mengajar kelas-kelas di bawahnya. Setiap pergantian tahun ajaran baru, jarang guru yang mau bertukar kelas. Alasanyannya, karena mereka sudah terlanjur hafal materi, juga keberatan membuat perangkat pembelajaran baru.  Otomatis materi yang dikuasai dengan baik hanya materi kelas tingkat tertentu. Akibatnya begitu UKG, para guru ini kelabakan dan tidak menguasai materi mata pelajaran dengan baik. Oleh  karena itu, sekolah perlu membuat rotasi mengajar secara rutin. Sehingga guru menguasai dengan baik semua materi di segala tingkat kelas. Dengan rotasi juga menghindari unsur senioritas antar guru.

Selasa, 24 November 2015

Meningkatkan Profesionalitas Guru melalui Gerakan Samigujar


            Uji Kompetensi Guru  (UKG) 2015 masih berlangsung. Meski begitu, kabar tersiar nilai yang diperoleh masih banyak di bahwa KKM. Meski KKM tahun ini 5,50 jauh di bawah KKM tahun 2012, KKM-nya70. Mengaca pencapaian nilai UKG 2012 yang rata-rata hanya 44,55, UKG tahun ini diharapkan ada peningkatan.  Untungnya untuk sementara belum ada tindak lanjut langsung dari hasil UKG tersebut. Kabarnya baru sebatas untuk pemetaan guru. Bayangkan jika nilai UKG langsung berimplikasi dengan proses pencairan TPP, pasti banyak yang stress bahkan jantungan..
Belajar dari pengalaman kegagalan pada UKG sebelumnya atau kurang bagusnya performa guru selama ini, para guru yang akan mengikuti UKG harus lebih menyiapkan sebaik mungkin. Terutama pada penguasaan IT dan materi. Para guru calon peserta UKG memanfaatkan Sabtu Minggu untuk belajar (Samigujar). Samigujar dilakukan bersama teman sejawat atau mengundang nara sumber. Gerakan Samigujar juga jangan hanya menjelang UKG. Secara periodik pada Sabtu/Minggu guru-guru menyisihkan waktu melakukan penyegaran dan peningkatan kelimuannya. Dengan demikian profesionilas guru tidak hanya terganbar dari angka-angka UKG, tetapi secara riil bisa dirasakan siswa.

Sabtu, 21 November 2015

Bhakti LBB untuk Sekolah



            Menghadapi Ujian Nasional, siswa dan sekolah sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Sekolah memberi bimbingan belajar intensif ataupun try out. Bagi anak orang mampu dan siswa yang kurang percaya diri, masih menambah persiapan dengan ikut bimbingan belajar. Sementara siswa lain mengandalkan belajar mandiri dan dari guru di sekolah. Lembaga bimbingan belajar pun meraup untung.
            Di sisi lain sekolah tidak bisa memberi pelayanan maksimal. Banyak sekolah tidak bisa memprogramkan bimbingan intensif  jangka panjang ataupun memperbanyak try out, karena keterbatasan dana. Adanya LBB yang melakukan roadshow memberi try out bahkan bimbingan intensif sangat di tunggu sekolah.
            Saatnya LBB memberikan sumbang sihnya kepada sekolah dengan memberikan bantuan. Berupa Try out atau bimbingan belajar gratis. Toh siswa LBB pasti anak-anak sekolah. Dengan demikian antara  LBB dengan sekolah terjalin simbiosis mutualisme, sama-sama untung. Dengan menyisihkan sedikit keutungan, LBB akan dapat menarik siswa baru di masa depan. Anak-anak sekolah pun dapat lulus  ujian.

Jumat, 20 November 2015

Iklan Pakaian Dalam dengan Manekin



            Kalau kita melihat TV, ada langkah positif pada gambar siarannya. Tayangan merokok dan tubuh yang terlalu terbuka diberi gambar buram.  Langkah ini sebaiknya diikuti media cetak. Untuk berita yang memuat orang merokok dan gambar terbuka ditutup gambar kabur atau gambar lain yang menarik. Misalnya ditutup gambar bunga.
            Selain itu untuk iklan pakaian dalam jangan menggunakan model manusia. Modelnya digantikan manekin (boneka manusia). Karena jika menggunakan model manusia, gambarnya dapat berpengaruh negatif terhadap pembacanya. Apalagi kalau gambar tersebut dilihat anak-anak. Gambarnya bisa merangsang dan berdampak buruk terhadap perkembangan jiwa. Manekin yang dipakai juga jangan yang sexy. Sehingga pembaca lebih fokus terhadap pakaian yang  diiklankan, bukan kepada modelnya.. Supaya tidak membuat anggapan foto model pakaian dalam  sebagai bentuk pornografi.