Minggu, 29 Mei 2016

SATU PERUSAHAAN SATU ANAK ANGKAT



            Hari-hari ini orang tua mulai sibuk mencarikan sekolah untuk putra-putrinya. Bagi orang tua mampu biaya tidak menjadi masalah. Mereka leluasa menyekolahkan putra-putrinya di sekolah yang ia mau. Baik negeri maupun swasta. Sedang orang tua pas-pasan harus berjuang, bersaing memperebutkan kursi berbekal nilai anaknya. Itupun masih diiringi perasaan cemas. Jika nantinya diterima, bagaimana biaya untuk membelikan seragam sekolah, alat tulis menulis serta biaya operasional sehari-hari.
            Karena program pendidikan gratis memang baru untuk biaya operasional siswa di sekolah. Sedang biaya pribadi menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Sementara banyak orang tua siswa yang penghasilanya hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Jika ini tidak mendapat empati dari yang lain, dikuatirkan nantinya banyak siswa putus sekolah. Apalagi jika yang drop out itu siswa berprestasi. Kita semua merugi.
            Untuk itu perlu digaungkan dan digiatkan kembali pola kemitraan orang tua asuh. Baik itu dari kalangan perorangan ataupun, perusahaan ataupun badan usaha. Setiap perusahaan di daerah wajib menyisihkan keuntungannya untuk memberi beasiswa kepada anak kurang mampu utamanya berprestasi di daerah sekitarnya. Dengan demikian perusahaan untung, pendidikan anak tertampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar