Sabtu, 28 Oktober 2017

AKU, BUKU, DAN GURUKU

Menulislah, sebelum namamu ditulis abadi di atas sebongkah batu. Menulislah sebelum dunia ini tak perlu lagi tinta untuk mengikat keabadian. Menulilah agar jejakmu dikenang abadi walau dirimu tlah nyenya tidur dalam kuburan. Menulislah agar ilmumu bersemi tuk lahirkan pengetahuan.

Ya, menulis adalah sebuah aktifitas yang nyaman untuk dilakukan. Menerjemahkan pikiran di atas lembaran agar orang lain bisa menerjemahkan maksud dan tujuan si empunya gagasan. Untuk menulis memang perlu latihan. Belajar dan belajar tanpa takut berbuat kesalahan. Kesalahan hanyak kerikil kecil yang wajar sebagai sandungan. Lha kalau besar itu namanya tubrukan, kesandung kesialan. Biarlah orang menilai sesuai hati, karena berpendapat itu kebebasan. Bisa berpendapat belum tentu mampu menciptakan tulisan yang ia anggap barang murahan.

Jangan lupa, kalau kalian bisa menulis abadikan dalam sebuah buku dan tempatkan di bagian yang nyaman. Jangan asal menulis di sebarang tempat, karena  bisa jadi itu mengganggu keindahan. Tulisan itu didokumentasikan, kelak kau akan memperoleh kebahagiaan. Namamu dikenang sebagai sosok pewaris yang takkan terlupakan.

Dan sadarlah, bahwa menulis tidak lepas dari peran guru. Berkat jasa guru kita bisa memperoleh ilmu. Berkat guru semua bisa maju. Berkat guru, surga akan dipenuhi oleh orang-orang pahalanya telah menggunung melebihi gunung Lawu. Aku, buku dan guru, trio yang saling bahu membahu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar