Kamis, 05 Juni 2014

Jadi dokter mahal praktek dukun menggeliat



Ironis memang, saat Indonesia membutuhkan banyak dokter, untuk menghasilkan dokter harus ditebus dengan biaya mahal. Ada yang mencapai 500 juta, belum termasuk biaya praktek (JP, 3/6). Kuliah di kedokteran identik kuliah hanya untuk orang kaya. Jatah anak pintar yang layak menjadi dokter dari keluarga kurang mampu tidak seimbang. Mereka sudah takut daftar sebelum tes. Ternyata, pintar saja tidak cukup menjadi dokter.
Maka tidak heran jika semakin hari semakin banyak terjadi mal praktek yang dimungkinkan karena calon dokter hanya bermodal dana, dengan kemampuan akademis pas-pasan. Efek lainnya, biaya berobat ke dokter semakin mahal. Masyarakat pun banyak beralih ke pengobatan alternatif, bahkan ke dukun. Selain sering terjadi salah diagnosis, bahkan mal praktek, bentuk perdukunan bisa menyesatkan keimanan. Jika hal ini terus terjadi, kualitas kesehatan dan beragama masyarakat semakin menurun. Untuk itu pemerintah dan pihak kampus perlu mengubah kebijakan yang lebih mengutamakan kualitas calon dokter serta  menurunkan biaya masuk dan praktek kuliah.

Tulisan ini dimuat di Gagasan Jawa  Pos 5 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar