Rabu, 13 April 2011

PEMBERIAN RENTANG NILAI SEKOLAH DAN UN

Formula kelulusan tahun ini bagai buah simalakama. Dimaksudkan mengakomodir proses belajar di sekolah, namun rawan kecurangan berupa mark up nilai sekolah (NS). Tidak itu saja, pemberian kode berbeda pun bisa jadi masih diakali. Wajar sekali Pak Nuh gemes daan mengancam akan menghapus nilai siswa yang berbuat curang saat UN dan tidak menggunakan NS untuk penentuan kelulusan. Nasib anak hanya ditentukan nilai UN (JP, 11-04-2011)

Sayangnya ketentuan sanksi ini kurang sosialisasi di awal penerbitan Permendiknas terkait UN 2011. Sekolah merasa mendapat durian runtuh. Berusaha menolong nasib anak sedini mungkin tanpa mempertimbangkan sanksi. Dan saat ini mungkin nilai-nilai NS itu sudah dikirim ke propinsi atau BSNP.

Oleh karena itu jika sanksi ini benar-benar dilaksanakan, ada baiknya ada tambahan aturan tentang kelayakan/validitas NS. Salah satunya dengan memberikan batas maksimal rentang nilai antara NS dan UN. Jika rentangnya melebihi batas, maka NS tidak diakui dan hanya menggunakan nilai UN. Selain itu berdasar profil sekolah yang sudah dimiliki Kemendiknas, juga ada pengklasifikasian bobot NS antar sekolah. Ada perbedaan bobot NS antara sekolah berkualifikasi baik dan kurang. Bukan seperti saat ini, banyak sekolah biasa tetapi nilai rapornya di atas rata-rata sekolah maju. Sehingga sekolah akan berpikir masak-masak bila bermaksud mendongkrak NS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar