Senin, 27 Juni 2016

MEMBUMIKAN AL QUR’AN DI KEHIDUPAN




Iqra’ bismi robbika alladzii kholaq.  Surat Al Alaq ayat satu ini mengawali wahyu pertama dari rangkaian lima ayat yang dibawa malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.  Awal reformasi kehidupan umat manusia.
 Andai saja lima belas abad lalu ayat ini tidak turun, entah apa yang akan terjadi? Dunia akan diselimuti kegelapan, kebodohan, kebatilan, kekufuran dan kehancuran.  Bukan kehancuran material  tetapi kehancuran akhlaq manusia. Alloh dengan Rohman dan Rohim-Nya mengutus seorang manusia bernama Muhammad untuk  memperbaiki dan menunjukkan manusia ke arah yang benar.  Dengan wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW membawa pencerahan rohani  sebagai uswatun hasanah.
Tepatlah kiranya misi yang diemban nabi, sesuai firman Alloh dalam QS Al Baqoroh 185 : ”Syahru Ramadhana alladzi unzila fihil Qur’an, hudan linnaasi wa bayyinatin minal huda wal fulqon”.  Artinya di bulan Ramdhan yang telah diturunkan Al qur’an sebagai petunjuk (pedoman hidup) bagi manusia dan sebagai penjelasan petunjuk tersebut dan sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. 
Perintah pertama Alloh kepada nabi adalah membaca. Kini, efek perintah itu mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan.  Dengan membaca  manusia mampu membuka pikiran dan hatinya dalam berpikir dan bertindak.
Islam sebagai agama samawi telah mempunyai pedoman baku untuk mengatur umatnya, yaitu Al Qur’an.  Tinggal bagaimana manusia yang sudah meng’itikadkan sebagai muslim ini menggunakan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Di bulan suci ini lantunan Alqur’an berkumandang merdu menghiasi rumah-rumah, menyelimuti masjid dan mushola mewarnai kehidupan Ramadhan. Para pembaca dan mustami’ mengharap limpahan berkah dari berkumandangnya ayat-ayat suci  Al Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an selain mempunyai nilai sastra tingkat tinggi juga mengandung makna yang maha dahsyat yang tidak bisa ditandingi Ayat-Ayat Cinta-nya Rossa.   Andaikan air di seluruh samudra dijadikan tinta dan seluruh langit sebagai media tulis, ilmu yang terkandung tidak akan tuntas untuk dikupas manusia.  Mulai ilmu  agama, pengetahunan, teknologi, kedokteran, matematika dsb, semua bisa merujuk kepada Alqur’an.
Kewajiban untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan Al Qur’an  menitahkan kepada kita untuk mensyiarkannya meski hanya satu ayat.  Ballighu ’anni walau aayatan.   Jikalau dalam setiap sendi kehidupan, dalam setiap tarikan dan hembusan nafas, dan dalam setiap derap langkah, nilai-nilai Alqur’an selalu menyertai, alangkah indahnya hidup ini.
Jangan sampai Al Qur’an hanya untuk pajangan di almari kaca, dijadikan pelengkap ceremonial sumpah jabatan ataupun hanya untuk persyaratan mahar perkawinan.  Alqur’an hendaklah tiap hari dibaca dan dikaji agar rumah penuh barokah mewujudkan baiti jannati.  Al Qur’an haruslah ditanamkan di dalam hati para pemegang amanah, agar ketika bertindak dan mengambil putusan teringat pada sumpahnya.  Jangan sampai sumpah yang dipersaksikan di hadapan Alloh di bawah Al Qur’an menghalang-halangi pengucap sumpah untuk masuk surga. Para pemberi dan penerima mahar hendaklah  menghiasai mahligai rumah tangga dengan Al Qur’an agar menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Dengan demikian dalam hidup ini tidak ada lagi kebohongan, kedholiman, ketidak adilan, kemungkaran, kemaksiatan dan segala perbuatan yang  dimurkai Alloh.  Sungguh suatu kehidupan ideal yang didambakan.
Al Qur’an sebagai mu’jizat terbesar Nabi Muhammad SAW semakin hari semakin banyak yang mempelajari.  Tidak hanya kaum Islam saja, orang non muslim pun banyak yang tertarik untuk mengupasnya. Di dunia ini banyak ahli tafsir, hafidz/hafidzah ataupun qori’/qoriah.  Tetapi mayoritas umat Islam masih banyak yang belum melek Al Qur’an. Yang bisa membaca banyak yang tidak tahu arti.  Yang tahu arti belum bisa memahami.  Yang sudah mengerti banyak juga yang belum mengamalkan.  Dan kita juga harus menyadari, bahwa Alqur’an tidak hanya untuk dibaca, dilombakan, atau dibuat kaligrafi sebagai penghias.
Menjadi fardlu ’ain bagi setiap muslim untuk belajar dan mengamalkan Al Qur’an. Khorun man ta’allama AlQur’an wa ’allamahu. Marilah kita instrospeksi dan bersungguh-sungguh dalam ber-Islam agar Al Qur’an dapat membumi dalam setiap sanubari umat Islam. 


Tulisan dimuat di koran radar madiun  th 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar