Rabu, 08 Juni 2016

NASKAH PIDATO LINGKUNGAN HIDUP



وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلَامُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
اَلحمَدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ, اَلصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَي اَشْرَفِ اْلاَنْبِيآءِ وَالمُرْسَلَيْنَ, وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ¤ اما بعد:

Dewan juri yang terhormat
Hadirin... yang dimulyakan Alloh
Tiada ucapan yang paling indah ditempat ini, hanyalah ucapan tahmid Alhamdulillahirobbil’alamiiin. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita .. Nabi agung Muhammad !  SAW, semoga kita kelak mendapatkan syafaatul udzmah, min yaumill hadza ilaa yaumil qiyamah. Amin....amin yaa  Robbal alamiin

Hadirin yang dimulyakan Alloh
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato dengan judul “Lestarikan Bumiku”
Hampir setiap hari kita melihat  berita tentang masalah lingkungan. Pada  musim penghujan, banjir dan tanah longsor menimpa negeri ini. Sedangkan di musim kemarau kekeringan  banyak melanda. Manusia kesulitan mencari air.  Persawahan dan perkebunan mengering. Para petani menderita kerugian.  Musibah tersebut bukan tanpa sebab. Bencana lingkungan yang terjadi bukan sekedar hukuman Alloh. Sebagai peringatan, atas ijin Alloh, alam murka! Mungkin Tuhan sudah mulai bosan, melihat tingkah manusia yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan manusia yang sering menginjak-injak hak hidupnya.

Hadirin rohimakhumulloh.
Dalam benak manusia mungkin bertanya, dosa manakah yang telah diperbuat hingga bumi tak lagi ramah. Manusia terlalu sombong dan  banyak berbuat salah kepada alam. Coba hadirin simak warta di media dan sekitar kita. Hutan-hutan ditebangi, sawah dan ladang beralih fungsi diganti hutan besi. Demi ambisi!!. Sungguh keadaan yang sangat ironi. Demi kepentingan sesaat, kelestarian bumi dikorbankan.

Hadirin yang di mulyakan Alloh.
Dampak buruk dari kerusakan alam kini mulai terasa. Banyaknya hutan yang ditebang membuat bumi semakin panas karena efek global warming. Hutan adalah paru-paru dunia. Jika illegal logging tidak dihentikan, niscaya hutan semakin habis. Ibarat manusia, bumi seperti penderita TBC. Susah bernafas, dan akhirnya innalillah.
Berkurangnya penahan air di hutan mengakibatkan banjir dan longsor.  Mata air berkurang, sungai-sungai mengering, air bersih sulit diperoleh. Eksploitasi alam yang berlebihan mengakibatkan tanah dan air dalam kondisi kritis. Jika hal ini dibiarkan niscaya Alloh akan mendatangkan musibah yang lebih besar lagi  Seperti firman Alloh dalam Alqur’an:

ظهر الفساد فى البر والبحر بما كسبت ايدى الناس ليديقهم بعض الدى عملو لعلهم يرجعون

Artinya : Kerusakan itu sudah nyata didaratan dan lautan sebab dari perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Alloh memberikan hukuman, agar dirasakan oleh orang-orang yang berbuat kerusakan akibat perbuatannya. Supaya orang-orang segera kembali ke jalan yang benar (Q.S. Ar-Ruum, ayat 41)

Hadirin rohimakumulloh.
Menjadi kewajiban kita bersama melestarikan bumi ini. Belum terlambat untuk berbuat, sebelum bencana yang lebih besar datang. Sebagai seorang siswa, pelestarian alam bisa dimulai dari diri kita. Pakailah air seefisien mungkin. Kelak air akan menjadi barang mahal dan langka.

Mari kita hijaukan bumi ini. Ayo kita gerakkan one student one tree (Satu siswa satu pohon).  Pohon akan menyerap karbon dioksida penyumbang efek rumah kaca. Pepohonan akan menghasilkan gas oksigen untuk kelangsungan hidup seluruh umat manusia.

Hadirin yang dimulyakan Alloh
Bumi ini titipan Alloh. Menjadi tugas kita bersama untuk merawat dan melestarikannya. Kita harus bijak dalam mengolah alam yang ada di atasnya.  Manusia dan lingkungan merupakan satu sistem yang saling berkaitan. Manusia dan lingkungan harus bersimbiosos mutualisme.. Sebagai wujud rasa syukur marilah kita bersama-sama berdoa kepada  Alloh dan berupaya mempertahankan keseimbangan alam demi kelestarian bumi yang  kita pijak ini
Hadirin rohimakumulloh.
Pergi ke hutan akan  menanam,  pohon ditebang kebanjiran. Cukup sekian yang saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan.

Wallohu muwafiq ilaa aqwamiththooriq
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar