Jumat, 09 Juli 2010

MEMBERDAYAKAN RUMAH SINGGAH

Masih banyaknya anak usia sekolah yang terpaksa bekerja dan putus sekolah perlu perhatian ekstra. Yang diperparah keadaan ekonomi dan mahalnya biaya pendidikan. Karena sekolah tidak hanya memerlukan buku. Masih banyak biaya pengiring yang menjadi beban orang tua. Mulai biaya hidup sehari-hari, seragam, uang saku, uang transport serta biaya tambahan pendidikan.
Kalau akhirnya banyak anak-anak terpaksa harus bekerja juga bukan karena keinginan mereka. Keadaan dan kemampuan yang memaksa mereka bertahan hidup. Meski dari keadaan seperti ini juga ada nilai positifnya. Mereka mempunyai semangat hidup dan kemampuan bertahan dengan kondisi seminim mungkin. Jika mereka diopeni, bukan mustahil akan lahir generasi yang lebih siap bersaing di dunia kerja.
Jika anggaran pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak usia sekolah yang jadi pekerja dan terpaksa putus sekolah belum cukup, dana yang ada digunakan seoptimal mungkin dengan membangun atau memberdayakan rumah singgah sebagai tempat belajar. Untuk sementara biarlah mereka bekerja untuk memenuhi sebagian biaya bidupnya. Rumah singgah ini juga bisa diberdayakan sebagai lembaga ekonomi yang siap mendidik dan memasarkan hasil kerja mereka. Lambat laun jika rumah singgah ini sudah mapan, hasil usahanya dapat digunakan untuk membiaya pendidikan anak-anak usia sekolah tanpa mereka harus bekerja membanting tulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar