Namanya saja roda karet, tentu tak kebal dari runcingnya paku yang tercecer di jalan. Ban motorku luka, tinggalkan lubang menganga selebar ujung pena. Roda pun kempes, paksa diri jalan kaki sambil tuntun sepeda motor dengan sedikit menyeret, terpaksa.
Ban bocor bisa ditambal, kalau tak layak langsung minta ganti. Tetapi, kalau hati luka, sakitnya tuh sampai di sini. Tidak cukup sehari kadang sampai dibawa mati.
Bocor itu
memang ancaman laten serius yang mengganggu negeri ini. Butuh
ketelatenan, agar lubang tertutup dan nyaman dihuni. Talang bocor mudah
diatasi, rahasia bocor bisa cari alibi. Lha kalau dana bocor, ada
indikasi korupsi.
Menambal ban bocor saja butuh orang ahli, apalagi dana bocor, perlu investigasi dan nyali. Bukan sekadar dana habis untuk keperluan yang konon tidak bisa dicukupi dana resmi. Yang akhirnya....ikuti-ikutan mencicipi untuk keperluan pribadi. Termasuk untuk lobi-lobi, perlancar transaksi termasuk agar bisa duduk di kursi. Apa tidak takut dengan takdir Ilahi??? Saatnya mawas diri berintrospeksi,karena semua perbuatan di dunia kan dihisab di akherat nanti.
Menambal ban bocor saja butuh orang ahli, apalagi dana bocor, perlu investigasi dan nyali. Bukan sekadar dana habis untuk keperluan yang konon tidak bisa dicukupi dana resmi. Yang akhirnya....ikuti-ikutan mencicipi untuk keperluan pribadi. Termasuk untuk lobi-lobi, perlancar transaksi termasuk agar bisa duduk di kursi. Apa tidak takut dengan takdir Ilahi??? Saatnya mawas diri berintrospeksi,karena semua perbuatan di dunia kan dihisab di akherat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar