Rabu, 12 Mei 2010

MEMORI MEI 1998

Tak terasa 12 tahun sudah tragedi trisakti berlalu. Buah tragedi yang melahirkan episode baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Musibah membahwa berkah. Kita mungkin tidak bisa hidup semerdeka seperti ini.

Sayang kemerdekaan yang diperoleh dengan ceceran darah ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Pengorbanan pahlawan reformasi itu sepertinya sia-sia. Perjuangan para mahasiswa 12 tahun lalu seperti tak bermakna. Kebebasan yang disalah artikan dan disalah gunakan oleh mereka yang merasa sebagai pahlawan, pecundang dan pahlawan kesiangan.

Kehidupan masyarakat madani yang dicita-citakan di awal reformasi berbalik arah. Kini tercipta masyarakat misterius. Tanpa status yang jelas. Orang semakin sulit membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Mana yang berjuang dan mana yang menumpang.
Terlalu banyak kepentingan yang menyusup dalam sumsum kehidupan. Korupsi menjadi budaya. Anarkisme merajalela. Dan kemakmuran kian jauh dari rakyat jelata.

Jika kehidupan bangsa kita terus seperti ini, kemakmuran, keadilan dan keamanan yang dicita-citakan kian jauh dari anagan-angan. Kita tidak perlu menunggu datangnya ratu adil.
Kehadiran seorang pemimpin yang amanah, tidak cengeng, berani mengambil keputusan mempunyai misi visi ke depan dengan jelas yang didukung rakyat banyak adalah modal utama.
Siapa dia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar