Jumat, 15 Januari 2010

BELAJAR DARI KEGAGALAN

Kejadian pada babak penyisihan sepakbola Piala Asia beberapa hari lalu menyisakan bekas menggelitik. Saking gemesnya dan cintanya dengan sepakbola Indonesia, Hendri Muliana turun ke lapangan, menggiring dan menendang bola ke gawang lawan. Penonton bersorak kegirangan mendapat tontonan menghibur dibanding permainan sepakbolanya. Sekjen PSSI, pak Nugraha rela mengatakan, tidak akan menuntut si Hendri dan akan menjadikan ini sebagai pelajaran meski PSSI menerima sanksi dari AFC.
Apa yang terjadi dengan sepakbola kita belakangan banyak memberi pelajaran. Kedatangan pemain asing yang diharapkan sebagai contoh, tidak bisa memberi kontribusi signifikan. Permainannya tidak beda jauh dengan pemain lokal. Sistem kompetisi yang banyak mengadopsi dari luar negeri lebih banyak dihiasi dengan perkelaihan pemain dan ulah penonton. Dan kita pun belum mampu mengekspor banyak pemain.
Ternyata dari 200 juta lebih penduduk, sulit menemukan 11 orang berkualitas. Terpuruknya sepakbola kita termasuk olah raga lain setidaknya jadi cambuk bagi pembinaan olah raga. Untuk itu perlu membuat pusat pelatihan khusus dan terpadu dengan pola pembinaan jangka panjang. Menghargai prestasi dan memberi sanksi tegas bagi pelanggarnya. Tidak bersifat instan dan pilih kasih dalam perekrutan pemain. Kalau tidak dimulai, kapan lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar