Selasa, 12 Januari 2010

REFLEKSI TRITURA 44 TAHUN

Empat puluh empat tahun lalu Tritura dikumandangkan. Seorang Arief Rahman Hakim gugur sebagai pahlawan demi mengusung idealisme mahasiswa untuk menyelamatkan negeri. Tuntutan membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, pembubaran kabinet Dwikora serta penurunan harga menjadi awal lahirnya orde baru. Kini selayaknya Tritura direfleksi.

Berbagai permasalahan dan issue-issue yang berkembang di tanah air sepertinya memerlukan pencerahan baru. Baik berupa pemikiran maupun tindakan. Keadaan ekonomi nasional maupun global yang rentan krisis, penegakan hukum dan mafia peradilan, sistem birokrasi, KKN yang masih membudaya, persatuan dan kesatuan yang mulai tercabik, iklim yang kian kritis dan masih banyak lagi permasalahan, menjadikan kita tidak segera beranjak. Terlalu banyak berkutat dengan berbagai konflik dan kepentingan. Dan Indonesia pun semakin ketinggalan.

Tritura setidaknya menjadi inspirasi bagi tegaknya supremasi hukum dan bangkitnya ekonomi. Kita ikrarkan lagi Tritura rasa baru :
1. Tegakkan supremasi hukum, berangus pungli dan mafia peradilan, berantas KKN, permudah birokrasi
2. Kuatkan ekonomi, jamin ketersedian kebutuhan hidup, pakai produk dalam negeri dan kobarkan semangat berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)
3. Perkuat persatuan dan kesatuan bangsa, jalin toleransi, selamatkan bumi dan lakukan konservasi alam untuk anak cucu kita nanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar