Minggu, 15 Agustus 2010

BOS MENINABOBOKAN ORANG TUA

Pernyataan ketua PGRI bahwa banyak kepala sekolah menyelewengkan BOS patut menjadi renungan (JP, 13/8). Alasan yang diungkapkan ketua PGRI mengacu pada banyaknya permasalahan yang dihadapi sekolah kala mencairkan BOS bulan berikutnya yang terkendala belum beresnya laporan BOS bulan sebelumnya. Dan KS dicurigai menilap BOS. Tetapi permasalahan yang dihadapi sekolah tidak sesederhana yang diperkirakan.
Petunjuk yang ada buku panduan BOS tidak bisa dilaksanakan begitu saja. Penjelasan yang ada terlalu normatif dan bisa membuat tafsir berbeda. Bahkan jika kaku melaksanakan seperti yang ada pada panduan, kegiatan sekolah bisa stagnan. Termasuk untuk meningkatkan prestasi siswa. Terlalu sempit ruang gerak sekolah untuk memacu kreatifitas siswa. Kegiatan yang bisa didanai BOS hanya sedikit sekali, standar minimum. Padahal untuk membuat anak lebih berprestasi butuh pelatihan, pembinaan intensif dan jam terbang lebih banyak.
Dengan adanya BOS dan jorgan sekolah gratis banyak orang tua tidak peduli lagi dengan pembiayaan anaknya. Mereka dininabobokan BOS. Jika BOS terlalu kaku dilaksanakan dan sekolah gratis menjadi pedoman, dampaknya dapat membuat masyarakat tidak mempunyai tanggung jawab terhadap anak didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar