Rabu, 25 Agustus 2010

ORANG ISLAM HARUS KAYA

Kefakiran mendekatkan kekufuran. Peringatan bagi kaum muslimin tentang bahaya miskin. Jika kadar keimanan masih dangkal, orang mudah terombang ambing rayuan. Karena kefakiran, keimanan bisa tergadai. Dan anehnya ketika Ramadan sebagai parameter keimanan tiba, ada opera kehidupan yang disuguhkan sebagian masyarakat: mendadak miskin. Indikatornya mudah dilihat. Banyak orang miskin dadakan yang meminta-minta. Mencoba merayu orang dengan balasan doa agar para pemberi sedekah cepat kaya. Sementara para peminta tidak mendoakan dirinya sendiri agar terlepas dari kemiskinan. Inilah salah satu keanehan kehidupan. Paradoks kaum miskin.

Kemiskinan yang diciptakan sendiri. Tidak ada dalil bahwa kemiskinan adalah penyakit keturunan, penyakit menular apalagi kutukan Tuhan. Kemiskinan adalah sesuatu yang tercipta oleh mereka sendiri yang mengikrarkan dirinya miskin. Terbentuk karena ketidakmampuan dan ketidakmauan untuk mengubah dirinya. Karena kemiskinan tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kemiskinan bisa hadir kapan saja dan di mana saja. Alloh SWT tidak menciptakan manusia untuk menjadi orang miskin. Manusia diciptakan dalam keadaan suci. Tergantung bagaimana orang tua dan dirinya kelak membekali diri untuk hidup lebih baik.

Tekad seseorang untuk mengubah dirinya menjadi penentu. Jika manusia mau berusaha, niscaya Alloh akan memperbaiki nasibnya. Seperti yang tertera dalam AlQur’an, bahwasannya Alloh SWT tidak akan mengubah nasib sutau kaum jika suatu kaum itu tidak mau berusaha untuk mengubah dirinya sendiri.

Ini jelas menggambarkan, bagaiman Islam sangat mengharapkan agar kaum muslimin berusaha. Bekerja untuk kehidupan dunia sebagai bekal kehidupan akhirat. Siapa yang akan menyantuni anak yatim, fakir miskin atau para sabillillah. Bagaimana bisa membayar zakat, menunaikan ibadah haji jika tidak cukup hartanya.

Oleh karena itu orang Islam harus kaya. Kaya dengan bekerja. Jangan menunjukkan kemiskinan kepada orang lain apalagi dihadapan Alloh. Alloh akan menyukai orang kaya yang menggunakan hartanya di jalan Alloh. Menggunakan kekayaannnya untuk kemashlahatan umat. Kekayaan harta akan lebih berguna jika dibarengi kekayaan Ilmu. Kalaulah sekarang belum berharta banyak, dengan bekal kaya ilmu bisa dugunakan untuk menggapai kehidupan lebih baik.
Ilmu dan harta akan menjadi modal berharga jika keduanya dimanfaatkan di jalan yang benar. Dengan kaya ilmu kaum musliman tidak mudah diombang-ambingkan. Ilmu merupakan kunci segalanya. Dengan ilmu manusia bisa menggapai dunia membuka pintu surga. Dengan kaya ilmu derajat manusia terangkat. Seperti janji Alloh, bahwa orang berilmu akan ditingkatkan derajatnya sebagaimana Alloh meningkatkan derajatnya orang-orang yang beriman.

Di Ramadan ini saatnya bertafakur dan bersyukur. Mereka yang berharta, tunjukkan bahwa dirinya memang kaya. Kaya yang dibuktikan dengan membayar zakat dan mensedekahkan hartanya. Tidak perlu menunggu petugas dan para alim ulama mengingatkannya. Mereka yang kaya ilmu, bisa menggunakan ilmunya untuk memberi pencerahan agama dan membuka peluang usaha untuk perbaikan kehidupan diri dan lingkungannya.

Sedang mereka yang masih belum kaya harta dan ilmu, belum terlambat untuk memperbaiki diri demi masa depannya kelak. Dengan kaya ilmu dan harta, niscaya jalan yang ditempuh ke depan semakin lancar untuk menuju mahligai kebahagian yang kekal abadi.

Tulisan ini dimuat di kolom Mutiara Ramadan , Koran Radar Madiun Jawa Pos edidi Rabu 25 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar