Sabtu, 15 Agustus 2009

DPR BUKAN KUBURAN

Dulu DPR kebakaran jenggot, karena Slank nyanyikan lagu anti korupsi yang nyrempet-nyrempet wakil rakyat. Entah karena tersinggung atau karena mau ikut nyanyi tapi tidak bisa. Iwan Falls juga buat lagu tentang wakil rakyat yang bikin orang termanggut-manggut. Benarkah kata Iwan? Entah sudah berapa banya judul lagu menyorot kinerja wakil rakyat. Dan reaksi yang timbul selalu beragam. Tentu para wakil rakyat membela diri terhadap segala tudingan bernada miring. Itu baru hanya karena lagu. Belum yang lain. Kalau lagu-lagu itu jadi alat mengkiritisi para anggota DPR, sebenarnya hal itu wajar-wajar saja.
Malah yang baik itu wakil rakyat juga ikut buat lagu untuk otokrirtik. Kalau antipati terhadap lagu, bisa-bisa tidak biasa menyanyikan lagu kebangsaaannya sendiri
Seperti yang terjadi dalam rapat paripurna DPR menjelang 17 Agustus ini.
DPR lupa menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya. Padahal menyanyikan Indonesia Raya dalam Sidang Paripurna itu wajib, diatur Undang-Undang. Masak, pembuat Undang-undang melanggar undang-undang. Nggak lucu lah yaw.
Dengan dalih apapun kejadian ini tetap hal yang memalukan. Benar saja kalau ada naggota DPR sendiri menuntut pimpinan meminta maaf. Jangan malah mencari kambing hitam. Menyalahkan pihak sekretariat DPR atau yang lain.
Manusia memang tempat salah dan lupa. Tapi kalau lupanya untuk hal-hal yang bersifat kenegaraan bisa gawat.
Masih untung waktu itu tidak menyanyikan Indonesia Raya terus langsung mengheningkan cipta. Kalau anggota DPR itu lupa-lupa ingat dengan protokoler ke-DPR-an, dan terkena virus KUBURAN, Virus Lupa-Lupa Ingat.Lantas mereka langsung menyanyikannya bisa tambah runyam.
Yang pasti DPR BUKAN "KUBURAN". Para anggota dewan adalah orang-orang terhormat, yang cinta tanah air dan cinta terhadap para pahlawannya. Tidak sekedar cinta sebatas Lupa-Lupa Ingat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar