Rabu, 02 September 2009

JIHAD FOREVER

Kata-kata jihad semakin popular, tatkala Hotel JW Marriot dan Ritz Charlton di bom. Ulah sekelompok orang yang mencoreng citra Indonesia. Celakanya, pengebom bunuh diri dianggap suhada oleh para simpatisan. Beberapa isu beredar, dan mengkait-kaitkan pengeboman antara Islam dengan pihak-pihak yang dianggap musuh Islam. Sementara, di Riau kompleks lokalisasi dibakar. Ungkapan Jihad terhadap kemungkaran. Sepertinya jihad diidentikkan dengan kekerasan. Memusuhi, memerangi kalau perlu menghancurkan semua bentuk yang dianggap bertentangan dengan syariat Islam. Benarkah Islam demikian? Tidak! Islam bukan agama yang suka kekerasan. Islam bukan teroris.
Islam adalah agama rahmatal lil’alamin, yang mengayomi seluruh umat manusia. Kalau beberapa hari ini kaum muslim menikmati Ramadan, rasanya hidup begitu indah. Ramadan yang penuh rohmah dan maghfiroh. Ramadan banyak merubah rutinitas sendi kehidupan manusia. Ada yang bergembira dengan datangnya Ramadan ada pula yang merasa tersiksa. Seakan dengan datangnya Ramadan, manusia menemukan kembali kebahagian hidup. Mulai tumbuh lagi kesadaran untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.
Haus dan lapar tak begitu dirasa. Janji-janji Allah yang memberikan pahala berlipat untuk setiap kebajikan mulai mengubah gaya hidup kaum muslim. Ramadan bukan lagi tugas maha berat. Kalau perlu berharap, ingin sepanjang tahun menjadi Ramadan. Akankah hal ini pertanda awal kemajuan Islam? Kita berharap Ramadan sebagai wahana kawah candradimuka bagi umat mulim.
Yaa Selama Ramadhan umat muslim berperang melawan hawa nafsu. Salah satu bentuk jihad terbesar bagi yang mampu menjalankannya. Seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, bahwa berperang melawan hawa nafsu nilai jihadnya tidak kalah dengan jihad melawan kaum musyrikin di kala perang Badar. Lantas jihad apa yang masih bisa dilakukan di jaman kekinian.
Jihad dapat dilakukan di mana saja, kapan saja. Jihad tidak harus diberi makna perang mengangkat senjata. Memerangi kaum non muslim ataupun menghancurkan kemunafikan dan kedhaliman dengan aksi anarkis. Islam adalah agama yang sejuk dan damai. Pemberi rahmat, perlingdungan dan mampu menciptakan memakmuran bagi semua makhluk yang ada di atas permukaan bumi. Janganlah Islam menjadi pobia bagi yang lain. Yang akhirnya bisa merugikan umat Islam sendiri. Islam menjadi agama menakutkan. Jangan! Jangan sampai hal ini terjadi.
Jika kita perhatikan sekitar, masih banyak proses kehidupan di dunia ini yang menyimpang. Sebagai manusi normal, tentu kita tidak senang melihat terjadi penyimpangan, kedholiman, kesewenangan ataupun kemungkaran. Ini dapat kita ubah dengan jihad. Jihad dapat dilakukan dengan perbuatan, perkataan bahkan hanya dengan hati.
Kalau manusia mempunyai keberanian, baik sebagai masyarakat ataupun sebagai pimpinan. Hal terbaik adalah berbuat kebaikan, mendobrak, merobohkan bahkan menghancurkan kemungkaran dengan cara elegan. Bila tidak bisa melakukannya sendiri, dengan lesan dapat meniupkan hawa perubahan. Nasehat menasehati, amar ma’ruf nahi mungkar untuk mencegah, mengurangi syukur bisa membawa pembaharuan ke hal yang lebih baik. Dan selemah-lemah iman adalah jihad dalam hati.
Minimal manusia tidak ikut arus, mampu mempertahankan diri untuk tidak berbuat hal salah. Berdoa’, bermunajat kepada Alloh agar kemungkaran itu segera sirna dari bumi. Yang berbuat mungkar segera mendapat hidayah serta ampunan dari Alloh. Sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh.
Satu bulan ke depan masih ada waktu untuk memperbaiki diri dan lingkungan. Setelah itu, kita semua kembali beraktifitas seperti biasa. Akan dibuktikan apakah tempaan selama satu bulan Ramadan ini berdampak positif dalam kehidupan? Kalau selama Ramadan setan-setan dibelengu, maka memasuki 1 Syawal setan-setan segera di lepas. Siap menggoda iman kaum muslimin. Jika kita mampu memerangi godaan syaiton kita juga sudah melakukan jihad. Jihad tidak hanya selama Ramadan. Jihad dapat dilaksanakan setiap saat. Jihad forever!!.


DIMUAT DI HARIAN RADAR MADIUN, 31 AGUSTUS 2009




Tidak ada komentar:

Posting Komentar