Kamis, 28 Oktober 2010

KETIKA HATI MENYATU

Untaian kalimat terucap rapi
Satu tekat membuat janji
’Tuk setia sehidup semati
Tanpa cincin melingkar di jari

Dari bibir tutur mengalir
Dari hati niatan suci bergulir
Meluncur deras
Menyalak!
Terngiang ke angkasa

Lupakan kasta tak lihat warna
Sadarkan diri semua bersaudara
Berpadu dalam rajutan kata
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Indonesia!

Puisi ini dimuat di majalah media edisi Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar