Jumat, 09 Oktober 2009

CEWEK JAGOAN

Sepulang sekolah, saya dapat laporan. Anak saya habis berkelai. Meski dagunya kena cakar, tapi ia bisa membalasnya. Ganti nyakar. Dan lawannya nangis.
Hebat, kata saya. Anak perempuan bisa membuat anak laki-laki nangis. Anak saya menang!!
Beberapa waktu sebelumnya, si kecil juga pernah di goda sama 3 anak laki2. Yang dua anak kelas 3, sang satu teman satu kelasnya. Godaan ala anak MI. Kalau anak cewek lainnya digoda banyak yang nangis, tapi si kecil tida. Ketiga laki2 itu ia datangi dan diinjak2 kakinya. Dan ditantang. Eeeeh ternyata ketiga laki2 itu ketakutan, dan minta maaf.
Bukan itu saja, dulu waktu playgroup masih umur 4 tahun, ia suka membela teman2 ceweknya yang digoda anak2 laki TK. Yang nakal ia balaskan. Si kecil jadi pembela yang lemah.
Mungkin bagi yang baca tulisan ini mengira, anak saya seperti itu salah didik atau ada kelainan. Tidak. Itu memang ddikan ayahnya, yaa saya ini.
Kebanyakan orang tua menyuruh anaknya untuk suka mengalah, terutama kalau dinakali anak lain. Apalagi anak perempuan. Dampaknya jelas, anak yang disuruh demikina, setiap kali ditukari temannya ujung2nya nangis. Dan anak tidak PD.
Dengan pertimbangan itu, saya mendidik anak cewek saya untuk jadi anak pemberani. Siapapun yang nukari, boleh dibalas. Pembalasannya sama dengan perbuatan yang dilakukan lawannya. Kalau memaafkan juga boleh. Dan sesudah membalas segera berbaikan. Dan yang utama, tidak boleh mendahului.
Dengan demikian anak yang mengganggu itu bisa merasakan, bagaimana kalau mendapat perlakuan yang menyakiti orang lain. Penggannggunya biar kapok.
Dampak positifnya bisa dirasakan. Minimal anak saya semakin PD dan sering membela yang lemah. Modal awal bagi perkembangan dan kemajuannya di masa depan. Harapannya, ke depan, seorang anak apalai perempuan, di samping mampu membela diri juga dapat melindungi yang lain. Lumayan kan, punya cewek jagoan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar