Jumat, 27 November 2009

PUISI NEGERI ANGKA-ANGKA

NEGERI ANGKA-ANGKA

Diameter equator membagi negeriku tidak simetris, terpotong garis-garis
Titik-titik air hujan terdefferensial dari langit sepanjang tahun menggerimis
Dua benua sejajar mengapit, 2 samudra memandikan pulau-pulau bagai segitiga Bermuda di negeri tropis
Biru langit terefleksi di permukaan bahari, layang-layang dimainkan angin sepanjang musim
Himpunan suku menyebar, jadi satu kesatuan integral himpunan semesta di bumi pertiwi
Satu abad negeri ini bangkit, sepuluh windu pemuda-pemudi mengikat janji
Satu dasawarsa negeriku bergejolak dalam reformasi, 63 tahun negeriku terbebas dari koloni
Tapi kini negeri ini teriris, hidup tidak lagi realistis
Fungsi hutan dieliminasi, jadi faktor erosi , banjir di sana sini
Pemulung, gelandangan, pengemis berlomba mengais
Mencacah pecahan sampah, persegi-persegi satuan dihimpun jadi bulatan barang loakan
Elemen-elemen sejenis dikelompokkan, digabung, ditukar sesuap nasi untuk sarapan
Sarjana-sarjana bertranslasi bawa stopmap, ketok pintu yang tertutup rapat
Prosentase pengangguran dan rakyat miskin kian meningkat
Pengusaha dan penguasa bagai gurita himpun nol-nol rupiah berjajar kian berlipat
Rupiah berotasi di lingkaran konglomerat, malah dibawa pergi … Minggat! Dasar pengkianat!
Penjilat setor upeti biar lancar bertransaksi, pedagang sibuk cari relasi
Buruh berdemonstrasi menuntut hak asasi, demi anak dan istri
Pakar ekonomi dan matematika susun persamaan menghitung statistik atur strategi
Sajikan diagram dan angka-angka penuh asa
Politisi berargumentasi adu teorema dan logika, kaum awam jalankan aturan laksana aksioma,.…Terpaksa
Inilah kondisi negeriku
Orang berdasi berkolusi antri subsidi, orang berpangkat menutup mata rakyatnya sedang sekarat
BBM naik,… sembako naik… tabung elpiji dan jerigen kosong berderet menunggu diisi
Rakyat menjerit, ekonomi makin mencekik
Laju pertumbuhan ekonomi memang tak berkembang seperti barisan geometri atau aritmetika
Frekuensi harapan hidup makmur kian menipis, peluang menang kian terbuang
Angka-angka perkembangan hanya untuk perbandingan, setinggi angan-angan
Wahai bangsaku, janganlah kita frustasi
Mari berpikir rasional, cari solusi, meski bukan tautologi
Cari skala prioritas… cari substitusi, cari barang pengganti
Jangan terbuai angka-angka di depan koma
Kobarkan semangat eksponen 45, wujudkan bangsa ini kembali prima
Lihatlah, berkubik-kubik air sungai Musi mengalir tiada henti, membawa berkah hasilkan rejeki
Jadikan Musi sebagai inspirasi ‘tuk beroperasi dan berkreasi
Harapan itu masih ada, entah sampai titik tak hingga
Moga asa ini dapat ridlo dari Yang Kuasa, tidak hanya sekedar angka-angka

PUISI DI ATAS MENDAPAT JUARA HARAPAN III DALAM LOMBA TULIS PUISI MATEMATIKA TINGKAT NASIONAL DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI 2008 PUISI MATEMATIKA DALAM PENCIPTAAN REKOR MURI.
*Karya : ABDUL HAKIM, S.Pd; SMPN 1 DOLOPO, MADIUN, JATIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar