Sabtu, 13 Februari 2010

PLAGIAT MERENDAHKAN MARTABAT

Belum lama diberitakan ratusan guru di Pekanbaru diturunkan pangkat gara-gara karya tulisnya plagiat, kali ini seorang profesor Unpar mengekor. Tulisannya memplagiat karya orang Australia. Memalukan sekali. Profesor kok nyontek. Vonis dijatuhkan, gelar profesornya dicabut.
Apa yang menimpa guru dan sang profesor adalah penyakit yang banyak menyeruak ke dalam banyak sendi kehidupan. Meski hanya sebatas ide, sebaris kata, sebait kalimat, karya orang lain yang diambil tidak sesuai kaidah adalah pencurian intelektual. Ide itu mahal. Ide ber-hak paten yang mempunyai nilai komersiil, disamping keilmiahannya.
Masih minimnya karya tulis, buku apalagi research yang dihasilkan di Indonesia seharusnya menggugah para pakar lebih produktif melakukan kajian. Sehingga mereka tidak hanya semakin meningkat kepakarannya, tetapi bisa mewariskan ilmu. Jangan malah memberi contoh menjadi plagiat.
Namun rendahnya penghargaan dan perlindungan hukum terhadap karya seseorang di Indonesia telah melahirkan budaya instan. Membunuh semangat berinovasi dan memilih jalan pintas. Mungkin itu pula yang menyuburkan lahirnya para pembajak dan kaum plagiat. Kapan kita maju?
Hindari plagiat dan berantas pembajak..Agar Indonesia tidak dicap sebagai negeri plagiat dan pembajak. Merendahkan martabat bangsa di mata dunia. Biarlah kerbau-kerbau saja yang membajak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar