Rabu, 10 Februari 2010

SOSIAL PUN BIKIN SIAL

Apa yang menimpa mantan mensos Bachtiar Chamzah menjadi keprihatinan banyak pihak. Kegiatan berbentuk sosial, berbuntut masalah. Menyeret beliau jadi tersangka. Bukan kali ini saja, kegiatan yang awalnya bertajuk kemanusian membawa korban. Berbagai musibah di tanah air yang penanganannya melalui jalur birokrasi, ujung-ujungnya berbuah korupsi.
Maka tidak aneh, bantuan kemanusiaan banyak dilakukan badan-badan sosial swasta, bahkan pribadi. Mulai penggalangan sampai penyalurannya. Ada penggalangan koin untuk Prita dan Bilqis, dompet Dhuafa, dompet peduli dan masih banyak lagi model bantuan yang dikelola masyarakat.
Nampaknya masyarakat lebih suka bertindak sendiri. Setidaknya ini menjadi cermin, bahwa kehidupan tolong menolong melekat pada masyarakat Indonesia. Di sisi lain, ini menunjukkan mulai hilangnya kepercayaan terhadap lembaga sosial bentukan pemerintah.
Dari itu semua, apapun kegiatan sosial yang dilakukan yang terpenting bertujuan baik menolong sesama. Supaya bantuan yang diberikan benar-benar bermanfaat dan terhindar dari gerogotan para “tikus”. Program bantuan perlu perencanaan matang, pengelolaan yang transparan, pengawasan melekat serta evaluasi. Sehingga kegiatan sosial benar-benar sesuai tujuan, dan para pengelolanya tidak bernasib sial. Agar nantinya tidak muncul wacana, untuk apa departemen sosial dibentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar