Minggu, 26 Desember 2010

TIM MERAH PUTIH DIGULUNG TSUNAMI?

Masih terngiang dalam kenangan, 26 Desember 2004, ratusan ribu nyawa melayang digulung tsunami. Tragedi tsunami terbesar yang pernah ada di nusantara. Peristiwa itu tidak akan pernah dilupakan rakyat Indonesia, terutama rakyat Aceh. Memori buruk itu menjadi peringatan bagi kita. Bahwa manusia tidak boleh sombong. Kekayaan, kekuatan dan kepandaiana manusia tidak akan mampu menolong dirinya sendiri tatkala Tuhan berkehendak, Kun Fayakuun.

Dan hari ini Indonesia harus bersiap menghadapi tsunami. Bukan ancamam air bah. Tetapi balasan Negeri Jiran Malaysia di ajang AFF. Yaa, beberapa hari lalu Indonesia meluluhlantakkan Malaysia dengan menggelontor gawang Malaysia 5-1. Kemenangan demi kemengangan di raih tim PSII dengan mayakinkan. Tampil sempurna hingga babak semifinal, membuat kepercayaan diri tim Garuda kian besar. Termasuk harapan Rakyat Indonesia.

Lihat saja topik masyarakat, mulai warung hingga presiden tidak lepas perhatiannya terhadap sepak bola Indonesia. Kerinduan kemenangan yang terlalu mendalam ini membuat rakyat sangat antusias memberi dukungan. Baik langsung maupun doa. Niatan memberi dukungan sangat jelas dari animo masyarakat yang akan menonton secara langsung di stadion Gelora Bung Karno. Mahalnya tiket bukan menjadi penghalang. Rela antri berjam-jam demi tim kebanggaannya.

Sementara para pemain mulai menjelma menjadi selebritis baru. Bukan hanya karena kemampuan skillnya saja. Ketampanan wajah mereka membuat anak bangsa ini terkesima. Meski mereka baru menyandang sebagai WNI, seperti Gonzales dan Irfan Bachdin. Masyarakat mengelu-elukan para pemain secara berlebihan. Dan inilah sebenarnya yang ditakutkan.

Pengharapan dan kepercayaan diri berlebihan dikuatirkan menjadi bumerang. Dan Bola itu bundar. Kemenangan dilaga awal tidak bisa dijadikan jamininan.. Konsistensi dan semangat pantang menyerah diperlulkan untuk mengjahadapi laga krusial ini. Kelengahan, rasa puas hanya akan membuat petaka. Malaysia sebagai tuan rumah tentunya akan berupaya sekuat tenaga meraih kemenangan. Kalau Tim Garuda tidak siap, bukan mustahil kado pahit akan diterima, digulung Malaysia. Kado terindah untuk menghilangkan duka tsunami akan musnah . Dan kita akan melilitkan kain hitam. Duka nasional.

Akankah ini yang kita inginkan? Kita berdoa saja. Semoga Tim Merah Putih jaya dan siap menghadapi tsunami pulang membawa kemenangan. Kalah menang biasa. Tidak perlu nantinya mencari kambing hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar