Sabtu, 12 Desember 2009

CEPEK DAN HARGA DIRI

Aksi pengumpulan koin akhirnya membuahkan hasil. RS omni akhirnya mencabut gugatan perdata terhadap Prita. Meski gugatan Pidananya tidak. Pihak penggugat menyerahkan sepenuhnya pada pihak pengadilan. Apa kira2 keputusan hakim? Kita tunggu saja.
Kasus Prita setidaknya memberi pelajaran berharga kepada banyak pihak. Keteledoran sesorang bisa merugikan orang lain. Dan gengsi ataupun harga diri seseorang/lembaga juga bisa menyengsarakan yang lain pula.
Apa yang menimpa prita tentang diagnosis yang berubah2 yang membuat prita sendiri tidak jelas menderita sakit apa, semestinya menjadi pelajaran berharga bagi RS itu sendiri. Minimal bagi dokter yang menanganinya. Diluar benar atau tidaknya pernyataan dari masing-masing pihak, kesalahan diagnosis penyakit seseorang merupakan hal fatal.
Masih untung yang sakit hanya menjalani perawatan dan tidak punya penyakit jantung. Lha kalau punya sakit jantung, bisa bahaya. Bisa mati! Bukan karena hasil diagnosa yang salah, tapi berita yang mengagetkan lah yang lebih mematikan.
Kebesaran hati seseorang lebih berharga dari harga diri. Dikala harga diri dipertaruhkan, seringkali mengorbankan hati mengalahkan pikiran. Yang tertanam hanyalah bagaimana diri manusia itu berada di atas yang lain. Dan merasa dirinyalah yang paling benar dan harus dihormati. Harga diri yang mati.
Tatkala harga diri itu akhirnya mengorbankan orang lain, kita akan melihat. Sejauh mana orang yang merasa dirinya mempertaruhkan harga diri merasa dirinya sebagai manusia. Mana yang mendominasi dirinya, nafsu atau akal sehatnya.
Disaat itu, orang-orang yang menjadi korban karena harga diri orang lain menjadi orang yang teraniaya. Dan kata mbah kyai, do'a orang teraniaya lebih mudah dikabulkan oleh Tuhan.
Maka, ketika Prita dijatuhi denda 200 jt lebih. Sebuah nilai rupiah yang tidak sedikit bagi orang sekelas prita. Pertolongan Tuhan pun datang. Pertolongan Tuhan tidak langsung tertuju ke Prita. Pertolongan Tuhan melalui orang lain. Tuhan membuka hati banyak orang yang juga punya harga diri untuk membuat ide segar. Mengumpulkan koin rupiah. Cepek demi cepek dan rupiah yang terkumpul itu akhirnya meluluhkan hati pihak penggugat.Cepek VS harga diri. Aksi empati dari ribuan bahkan jutaan manusia seakan memberikan tekanan bak air bah.Menggelontor keangkuhan dan merobohkan tirani yang membelenggu hati yang bermukim di sanubari para pemuja harga diri.
Terima kasih para penggalang cepek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar