Senin, 21 Desember 2009

RAHASIA KELUARGA

Jangan bilang-bilang yaaa. Ini rahasia. Begitu kalimat yang sering terlontar manakala manusia ingin mengumumkan kerahasiannya. Rahasia kok diumumkan. Kalo begitu namanya yaa bukan rahasia lagi.

Tapi itulah kenyataan. Ketika kemampuan memegang amanah ini mulai luntur, rahasia bukanlah barang tabu untuk diumumkan. Bahkan, kalau perlu rahasia buruk keluarga dekat sekalipun, orang lain harus tahu. Yang payah lagi, sebelum orang dalam/keluarga sendiri tahu, orang luar harus diberitahu dulu. Agar rahasia keluarga ini bisa menyebar ke seantero bumi.

Jadi jangan heran, begitu pihak luar bertanya kepada kita tentang sesuatu yang katanya rahasia, kita sendiri tidak tahu. Bahwa yang ditanyakan itu rahasia keluarga kita sendiri. Dan kita memang benar2 tidak tahu.
Dan penyebaran kerahasiaan keluarga pun sukses. Orang lain tahu borok kita, sementara anggota keluarga kita sendiri tidak tahu. Di mana borok itu berada. Bagaimana rahasia keluarga ini bisa bocor? Lebih tepatnya siapa pembocor rahasia keluarga kita?

Kita sudah sering mendengar kalimat : maling teriak maling. Iwan Falls juga memakai maling teriak maling untuk lagu Tikus Kantor.
Rasa kekeluargaan kadang kala dikalahkan oleh rasa benci dan dendam.Dendam kesumat yang membara dalam dada. Membakar habis nurani. Menghanguskan toleransi dan rasa saling menghargai.

Kedewasaan sikap dalam menghadapi permasalahan dan mencoba untuk memecahkannya merupakan tolok ukur kedewasaan seseorang. Kemampuan menahan diri untuk meredam emosi, mencegah sengketa dengan sesama keluarga menjadi kunci tertahannya kerahasiaan keluarga.

Siapa yang suka memakan bangkai keluarganya sendiri? Mereka2 yang suka mengumbar aib sesama, mengobral rahasia keluarga bak burung nazar. Memakan bangkai demi kelangsuangan hidup yang tidak abadi. Buat apa memakan bangkai kalau masih ada makanan lezat, halal, bergizi dan sehat. Sesungguhnya kesehatan hati tidak karena memakan bangkai. Menjaga agar makanan itu tetap sehat tidk menjadi bangkai dan beraroma busuk lebih utama dilaksanakan, agar semua keluarga terhindar dari fitnah yang bisa mengancam keselamatan bersama.

Kapal bisa retak, dan sewaktu-waktu akan tenggalam. Andai saja para penumpang saliing keroyokan membuat lubang dalam kapal. sementara para penumpang banyak yang tidak tahu bahwa kapalnya dibocori oleh anggota keluarga sendiri. Dan para pembocor sendiri sebenarnya juga tidak pandai berenang. Bersiaplah menunggu nasib. Insyaflah para pembocor kapal, sebelum kapal karam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar