Selasa, 29 Juni 2010

MAJALAH TEMPO MENGHILANG

Majalah Tempo edisi terbabaru yang terbit Senin 28 Juni 2010 menghailang dari pasaran. Majalah yang menampilkan cover story Rekening endut perwira Polisi ini sulit di cari di pasaran. Kabarnya majalah ini diborong oleh seseorang.

Peristiwa ini mirip beberapa peristiwa sebelumnya terkait berita yang dimuat oleh media atau buku yang isinya dianggap kontroversial. Majalah tempo yang beberapa kali memuat berita yang membuat panas pembaca atau obyek berita, memang acap menjadi musuh bagi mereka yang merasa dirinya terpojok oleh berita yang pasang. Dengan adanya press bebas bertanggung jawab, media memang telah menjelma sebagai sosok yang paling ditakuti oleh mereka yang terindikasi tersangkut masalah hukum.

Media tidak lagi mdah dibreidel seperti jaman dulu. Maing-masing pihak, baik obyek berita atau wartawan mempunyai hak. Hak menulis dan hak jawab. Dan para kuli tinta beserta tim redaktur tentu tidak sebarang menulis berita. Kepintaran dan kerja ulet kuli tinta yang tidak kenal lelah mengumpulkan bahan berita menjadi kekuatan nilai lebih dari berita yang ditulis. Jadi fakta yang diungkap dalam tulisan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan secara moral.

Kalau toh apa yang ditulis benar dan belum dibaw ke jalur hukum, menjadi tugas penegak hukum untuk menelusuri dan memanfaatkan sumber berita itu untuk disidik dan dibuktikan kebenarannya. Bukan malah ikut menyalahkan wartawan. Polisi malah justru harus berterima kasih, karena wartawan sebagai bagian masyarakat ikut andil dalam penegakan hukum di Indonesia.

Kalau secara kebetulan berita yang ditulis tempo terkait dengan intern polisi itu sendiri, ini menjadi tantangan. Mampukah membersihkan diri sendiri, sebelum membersihkan yang lain? Menghilangnya Majalah Tempo dengan dalih apapun mempunyai efek ganda. Pertama, jika majalah ini diborong seseorang, justru ini mengindikasikan berita yang ditulis mempunyai keakuratan tinggi.
Kedua, ini menjadi promosi gratis bagi majalah Tempo. Bisa jadi harga jual Tempo melonjak dan menjadi keuntungan ganda pagi penerbitnya.

Yang jelas, hilang majalh Tempo buka berarti hilang kebenaran dan fakta yang diungkap. Tulisan dalam majalah tidak perlu ditakuti tetapi jangan pula diabaikan. Saatnya hukum menjadi panglima. Hukum tidak bisa dibeli, kebenaran tidak hilang karena diborong seseorang. Kebebasan press tidak untuk menelanjangi, tetapi untuk menyampaikan kebenaran hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar